Tantangan Pembangunan Perkotaan di Indonesia?

Dewasa ini, banyak sekali di Indonesia sedang gencar-gencarnya dilakukan pembangunan sehingga tampak terlihat perkembangan yang signifikan dalam berbagai aspek sosial, ekonomi, dan masih banyak lagi. Menurut Bintarto (1997) perkembangan kota mempunyai dua aspek, yaitu:
a.    Aspek yang mencakup perubahan-perubahan yang dikehendaki dan dialami oleh warga kota.
b.    Aspek yang menyangkut perluasan kota.
Melihat dua aspek perkembangan perkotaan tersebut, kemudian dapat ditarik sebuah kesimpulan bahwa konsep pembangunan sarana dan prasarana kota merupakan hal yang mutlak bagi masyarakat perkotaan dan sangat bersifat strategis dimana dengan adanya pembangunan pada sarana dan prasarana kota nantinya akan dapat mendukung pembangunan aspek lainnya. Berdasarkan aspek perkembangan perkotaan tersebut maka dapat disimpulkan bahwa konsep pembangunan perkotaan harus dilihat secara makro dengan memahami esensinya sehingga dapat menjamin hak hidup setiap orang agar memiliki harkat dan martabat kemanusiaan yang utuh untuk dapat bertahan hidup, bertempat tinggal, bekerja dengan baik, dan lain sebagainya. Setiap orang dapat memiliki rasa aman dan nyaman, dalam menjalani semua itu. Didalam suatu konsep pembangunan, sejahtera bukan hanya mengacu pada seberapa besar jumlah materi yang dimiliki, tetapi juga pada hidup itu sendiri. Hal ini, yang nantinya akan dapat menjaga stabilitas manusia, dan alam sekitarnya.
Pembangunan perkotaan harus berpegang pada sesuatu yang bersifat ideologis yaitu dalam artian pembangunan nantinya akan diarahkan kemana pada masa yang akan datang. Jika konteks ideologi dikembalikan pada substansi hidup di Indonesia, maka setiap orang harus bisa memenuhi apa yang diamanatkan dalam pembukaan UUD 1945 yaitu turut serta untuk memajukan kesejahteraan bangsa, menjaga ketertiban dunia, berdasarkan keadilan sosial, dan lainnya. Didalam pembangunan harus terdapat ideologi dimana suatu konteks menuju proses pembangunan, berdasarkan kebijakan, maka kebijakan pembangunan mengacu pada amanat negara yang mengadung kewajiban dari pemerintah, secara strategis dan dalam konteks pembangunan sehingga terbentuk suatu keharusan adanya langkah ideologis dan menyangkut masa depan.
Apakah Tantangan Pembangunan Perkotaan di Indonesia Kedepannya?
Permasalahan utama dalam pembangunan kawasan perkotaan adalah meningkatnya kebutuhan pelayanan perkotaan, terbatasnya kemampuan pengelolaan perkotaan khususnya dalam pengelolaan sumber pembiayaan, meningkatnya permasalahan sosial pemasyarakatan, di kawasan perkotaan, meluasnya kawasan kumuh sehingga menurunnya kualitas lingkungan hidup di kawasan perkotaan, rendahnya pengelolaan lalu lintas dan transportasi umum di kawasan perkotaan, belum baiknya sistem penataan ruang perkotaan dan penataan lahan perkotaan (Adisasmita, 2010).
Kualitas lingkungan kota-kota besar di Indonesia umumnya masih berada dibawah standar universal. Polusi udara buruk karena BBM yang masih mengandung timbal dan asap kendaraan yang tidak tersaring baik, polusi suara juga semakin terasa karena disebabkan oleh adanya bunyi mesin kendaraan umum yang melebihi ambang toleransi. Berbeda dengan beberapa negara lain seperti Singapura yang sejak awal berorientasi pada angkutan umum, sehingga kendaraan pribadi bukan merupakan kebutuhan pokok, lain halnya dengan kota-kota di Indonesia terjebak pada pertumbuhan kendaraan pribadi yang tidak terkendali karena angkutan kota tidak mampu memenuhi kebutuhan layanan dan pergerakan penduduk. Tantangan selanjutnya adalah air tanah yang menjadi sumber bagi sebagian penduduk kota-kota kualitasnya kurang baik karena tercemar limbah rumah tangga dan industri serta banjir di berbagai kota yang terjadi karena pengendalian pemanfaatan lahan di wilayah resapan air yang dinilai tidak efektif.
Adisasmita (2010) berpendapat bahwa tantangan utama yang dihadapi dalam pembangunan kawasan perkotaan adalah meningkatnya peran kota untuk memenuhi kebutuhan sosial, ekonomi, dan budaya masyarakat seperti lapangan kerja, tempat tinggal, pendidikan, kesehatan, serta pelayanan umum lainnya bagi seluruh lapisan masyarakat. Tantangan penting lainnya adalah menciptakan ketertiban umum dan rasa aman masyarakat, peningkatan pelayanan umum, ketertiban dalam penataan. Menurut Tamin (1997), seperti di negara berkembang lainnya, berbagai kota besar di Indonesia berada dalam tahap pertumbuhan urbanisasi yang akibat laju pertumbuhan ekonomi yang pesat sehingga kebutuhan penduduk untuk melakukan pergerakan pun menjadi semakin meningkat, terutama dalam hal mobilitas pergerakannya. Jumlah penduduk yang tinggal didaerah perkotaan di Indonesia diperkirakan meningkat dari tahun ke tahun akibat tingginya tingkat urbanisasi ini. Tantangan bagi negara berkembang pada permasalahan perencanaan transportasi saat ini adalah tidak lain mengenai kemacetan yang semakin tahun semakin krusial. Masalah kemacetan yang terjadi di Indonesia biasanya timbul pada perkotaan dengan jumlah penduduknya lebih dari dua juta jiwa, hingga pada tahun 1996 beberapa kota di Indonesia dengan jumlah penduduk lebih dari dua juta jiwa adalah DKI Jakarta, Surabaya, Medan, Bandung, dan Yogyakarta.
Pada masa yang akan datang, kota-kota di Indonesia perlu mengarah pada terwujudnya kota-kota yang berdaya saing tinggi sehingga dapat menarik pengusaha, modal dan orang-orang berbakat dari dalam negeri dan luar negeri, sehingga semakin mendorong produktivitas dan dinamika kota. Urban planning perlu mengadopsi strategi penyediaan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, pengadaan layanan umum, pemrosesan perizinan, dan lain sebagainyayang efektif dan efisien untuk memberikan kemudahan bagi penduduk kota. Kota-kota besar maupun kecil, selain memberikan pendapatan juga menyediakan lapangan kerja dan meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mengurangi tingkat kemiskinan baik di perkotaan maupun di pedesaan. Dengan demikian pembangunan perkotaan perlu dijaga keberlanjutannya agar kedepannya perkotaan di Indonesia dapat menjadi perkotaan yang produktif dalam memenuhi kebutuhan penduduk.

Comments

Popular Posts